Isnin, 16 Januari 2012
Bayi Tabung Kembar 4 Lahir di Medan
MEDAN - Penantian panjang pasangan Rafrida, 34, dan Agusliadi, 38, untuk mendapatkan momongan berbuah cerita manis. Selama 12 tahun menanti, akhirnya mereka langsung mendapatkan empat bayi kembar. Kebahagiaan pasangan asal Swakbakong, Aceh Selatan, ini semakin lengkap karena dihadiahi dua pasang buah hati. Bayi pertama dan kedua berjenis kelamin perempuan, sedangkan bayi ketiga dan keempat laki-laki.
Keempat bayi lucu ini lahir dari rahim Rafrida melalui operasi caesar yang ditangani dr Hayu Haryono SpOG di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, kemarin siang. Bayi-bayi ini lahir dalam waktu berdekatan, hanya selisih beberapa menit. Bayi pertama lahir dengan berat 1,2 kg lahir sekitar pukul 11.05 WIB dan diikuti bayi kedua seberat 1,35 kg pada pukul 11.07 WIB.
Bayi ketiga lahir dengan berat 1,5 kg pada pukul 11.10 WIB, selanjutnya bayi keempat lahir pada pukul 11.15 WIB dengan berat 1,55 kg. Rafrida dan Agusliadi sejatinya sukses mendapatkan bayi seusai melakukan proses bayi tabung di Penang, Malaysia. Dalam proses kehamilan sembilan bulan, Rafrida yang dirawat di RSU Aceh Selatan, akhirnya memindahkan perawatan ke Medan.
Sebelum sampai ke RSUP H Adam Malik, sejak lima hari lalu, yakni pada 30 Januari, sulung dari dua bersaudara ini terlebih dahulu dirawat di RS Permata Bunda, Jalan Sisingamangaraja, Medan. “Menurut perkiraan dokter,bayi diprediksi lahir pada 10 Februari 2010. Namun, karena sesuatu hal, dokter harus mempercepat kelahiran,” ujar Kepala Bagian Humas RSUP H Adam Malik drg Atma Wijaya di kantornya kemarin.
Dia menambahkan, secara fisik kondisi bayi sehat, hanya berat bayi masih belum normal. “Maka itu, keempatnya masih dirawat di incubator di ruangan perinatology,” ungkapnya. Mereka memahami masalah bayi tabung yang diikuti pasangan tersebut. Sebab, proses itu sahsah saja. Sperma si bapak digabungkan dengan sel telur si ibu dan saat sudah pembuahan dimasukkan dalam rahim si ibu.
“Hingga saat ini, saya rasa belum ada program bayi tabung di Sumatera Utara. Dulu rumah sakit ini ingin membuat program itu, tetapi tidak jalan karena terhambat masalah peralatan,” paparnya. Sementara itu, meski sehat, ibu bayi terus dijaga dan dipantau kondisinya. Hingga kemarin, perempuan yang sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga ini masih dirawat intensif di ruangan instalasi gawat darurat (IGD).
Atma mengakui dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, bayi kembar empat ini merupakan yang pertama di rumah sakit rujukan Kementerian Kesehatan tersebut. “Ini merupakan yang pertama, sejak saya pertama kali bertugas di sini, yakni 14 tahun lalu,” tuturnya. Sementara itu, meski menerima anugerah yang sangat indah, Agusliadi masih tampak enggan berbicara kepada media. Pria yang berprofesi sebagai pedagang grosir ini hanya tersenyum ketika ditanya wartawan.
Pria berjenggot tersebut terlihat masih sangat sibuk mengurus persalinan serta obat untuk istrinya. Dia bolak-balik dari dan ke IGD. Hanya nenek bayi, yaitu ibu dari Rafrida, Ramsyiah, 60, yang mau diajak bercerita. Dia mengaku sangat mendambakan cucu, apalagi Rafrida merupakan sulung dari dua bersaudara. “Ini adalah cucu pertama dan ternyata lahirnya sekalian empat, kami semuanya senang,” ujarnya berseri-seri.
Perempuan yang mengenakan jilbab ini mengakui putri dan menantunya ini sudah berusaha mendapatkan buah hati dengan berusaha berobat ke mana-mana. Namun, suatu hari, ada tetangga mereka di Aceh Selatan yang mengambil langkah mengikuti program bayi tabung. Anaknya juga mengikuti hal yang sama. “Tetangga kami ada yang berhasil, makanya kami coba juga ke Penang, Malaysia.
Ternyata berhasil juga meski harus keluar banyak uang sampai Rp200 juta,” paparnya. Ramsyiah mengungkapkan, sebelumnya seluruh keluarga tidak mengharapkan atau berpikir akan mendapatkan empat cucu sekaligus. Sebab, menurut dokter di rumah sakit di Aceh, anak perempuannya tersebut hanya akan memiliki kembar tiga.“Kami tahunya pas di sini dan tadi siap dioperasi. sebelumnya hanya dibilang kembar tiga,”pungkasnya.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan